Harga tiket pesawat kemungkinan akan terus naik di kemudian hari, ungkap Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (International Air Transport Association, IATA) dalam rapat tahunan mereka pada tanggal 3 Juni 2024 lalu di Dubai.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan kenaikan harga ini adalah Pandemi Covid 19 di mana masih banyak maskapai yang belum sepenuhnya “pulih” dari larangan terbang yang sempat berlaku selama pandemi berlangsung.
Selain itu, inflasi yang terjadi di seluruh dunia sejak dimulainya pandemi juga menjadi faktor pendukung lainnya. Inflasi ini menyebabkan biaya bahan bakar, yang menghabiskan sepertiga dari seluruh pengeluaran maskapai penerbangan, masih tetap tinggi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu cara yang dilakukan maskapai penerbangan adalah dengan membiarkan pesawat tua yang menggunakan lebih banyak bahan bakar terbang lebih lama.
Meningkatnya Biaya dan Tantangan Bahan Bakar Berkelanjutan
Meskipun begitu, Direktur Jenderal IATA, Willie Walsh mengungkap bahwa pihak maskapai penerbangan akan berusaha untuk terus memastikan harga yang tetap terkendali demi kepentingan konsumen.
Akan tetapi, Direktur Jenderal Willie Walsh juga memperingatkan konsumen untuk bersiap akan kemungkinan naiknya harga tiket pesawat tersebut, mengingat tidak mungkin maskapai penerbangan dapat terus menanggung semua biaya yang melonjak naik.
Sementara itu, dorongan global terhadap industri penerbangan untuk melakukan dekarbonisasi menyebabkan semakin banyak maskapai penerbangan yang berjuang untuk mendapatkan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuel, SAF), yang tersedia di lapangan.