Pada pertengahan Juni 2025, Qantas Group mengumumkan keputusan besar untuk menutup anak maskapai Jetstar Asia secara permanen. Setelah lebih dari 20 tahun beroperasi, Jetstar Asia akan mengakhiri layanannya di kawasan Asia Tenggara.
Lalu, apa yang menjadi latar belakang keputusan ini? Simak informasi lengkapnya di bawah!
Sekilas Mengenai Maskapai Jetstar Asia
Jetstar Asia adalah maskapai penerbangan bertarif rendah yang berbasis di Singapura dan merupakan bagian dari Qantas Group. Didirikan pada tahun 2004, maskapai ini berfokus pada penyediaan penerbangan terjangkau di kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya.
Meskipun berada di bawah naungan Qantas, maskapai nasional Australia, Jetstar Asia tidak sepenuhnya dimiliki oleh Qantas. Sebagian sahamnya dimiliki oleh investor asal Singapura, termasuk Westbrook Investments dan Temasek Holdings. Kombinasi kepemilikan inilah yang menjadikan Changi Airport di Singapura sebagai basis utama operasi Jetstar Asia.
Penerbangan Jetstar Asia umumnya fokus pada rute-rute utama di Asia Tenggara, seperti Singapura, Thailand, Indonesia, Filipina, dan Vietnam. Selama lebih dari dua dekade, maskapai ini berhasil menghubungkan berbagai destinasi penting di kawasan tersebut, menjadikannya salah satu pilihan bagi para traveler yang mencari penerbangan dengan tarif murah.
Rencana Penutupan Jetstar Asia Secara Permanen
Qantas Group, sebagai perusahaan yang menaungi maskapai Jetstar Asia, mengumumkan akan menghentikan operasional Jetstar Asia secara permanen pada 31 Juli 2025. Penutupan Jetstar Asia ini berimbas pada lebih dari 500 karyawan yang bekerja di maskapai tersebut, yang akan diberikan dukungan untuk transisi ke pekerjaan baru.
Sebagai bagian dari proses penutupan, Qantas akan mengalihkan 13 pesawat Airbus A320 dari Jetstar Asia untuk memperkuat operasi domestik di Australia dan Selandia Baru. Meskipun layanan Jetstar Asia dihentikan, operasional Jetstar Airways di Australia serta Jetstar Japan tidak akan terpengaruh.
Keputusan ini merupakan bagian dari strategi restrukturisasi Qantas untuk fokus pada pasar yang lebih menguntungkan.
Meskipun Jetstar Asia akan berhenti beroperasi pada 31 Juli 2025, penumpang yang telah membeli tiket sebelum tanggal tersebut tetap dapat terbang sesuai jadwal. Namun, bagi yang memesan tiket setelah tanggal 31 Juli, Jetstar Asia akan menghubungi langsung dan menawarkan opsi pengembalian uang penuh.
Penumpang yang memiliki penerbangan lanjutan dari/ke Australia atau rute antara Singapura, Bali, Manila, dan Osaka akan diberikan alternatif penerbangan melalui Qantas Group, tergantung ketersediaan.
Faktor yang Mempengaruhi Penutupan Jetstar Asia
Penutupan Jetstar Asia oleh Qantas merupakan keputusan yang diambil setelah mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja maskapai tersebut. Apa saja faktor yang dimaksud itu?
Kenaikan Biaya Operasional yang Signifikan
Jetstar Asia menghadapi peningkatan biaya operasional yang signifikan, termasuk kenaikan harga bahan bakar, biaya bandara yang lebih tinggi, dan biaya pemasok yang meningkat hingga 200%. Faktor-faktor ini meningkatkan tekanan pada margin keuntungan maskapai, membuat operasionalnya semakin tidak menguntungkan.
Persaingan yang Semakin Ketat di Pasar Asia Tenggara
Pasar penerbangan bertarif rendah di Asia Tenggara semakin kompetitif dengan hadirnya pemain besar lainnya seperti AirAsia dan Scoot. Maskapai-maskapai ini menawarkan harga yang serupa atau lebih murah, serta jaringan rute yang lebih luas, sehingga memperburuk posisi Jetstar Asia di pasar.
Persaingan yang ketat ini membuat sulit bagi Jetstar Asia untuk mempertahankan pangsa pasar dan mencapai profitabilitas yang stabil.
Kinerja Keuangan yang Tidak Menguntungkan
Jetstar Asia, meskipun beroperasi selama lebih dari dua dekade, hanya mencatatkan keuntungan dalam enam tahun dari total operasionalnya. Pada tahun fiskal 2025, maskapai ini diperkirakan mengalami kerugian sekitar A$35 juta (Rp370 miliar).
Ketidakstabilan finansial ini menjadi salah satu faktor utama yang mendorong Qantas untuk menutup operasi Jetstar Asia dan mengalihkan fokus pada pasar yang lebih menguntungkan.
Restrukturisasi Strategis oleh Qantas
Seperti yang sudah disebutkan di atas, penutupan Jetstar Asia adalah bagian dari strategi restrukturisasi Qantas Group untuk fokus pada pasar yang lebih menguntungkan, seperti Australia dan Selandia Baru.
Qantas memutuskan untuk mengalihkan armada pesawat Jetstar Asia ke operasi domestik, yang diperkirakan akan lebih menguntungkan dan berkelanjutan dalam jangka panjang.