Hagia Sophia di Istanbul, Turkey, adalah salah satu bangunan paling ikonis dan bersejarah di dunia. Selama berabad-abad, bangunan megah ini telah menyaksikan berbagai perubahan, menjadikannya simbol perpaduan budaya dan agama. Hagia Sophia bukan sekadar bangunan, melainkan saksi bisu kejayaan tiga peradaban besar. Dari gereja agung, lalu menjadi Masjid Hagia Sophia, kemudian museum, dan kembali menjadi masjid, berikut adalah 7 fakta unik yang mungkin belum Anda ketahui.
Sejarah Singkat: Dari Gereja Menjadi Masjid
Sejarah Hagia Sophia dimulai pada tahun 537 Masehi, ketika Kaisar Bizantium, Yustinianus I, membangunnya sebagai katedral Kristen Ortodoks terbesar di dunia. Selama hampir seribu tahun, bangunan ini menjadi pusat keagamaan Kekaisaran Bizantium. Namun, pada tahun 1453, Kesultanan Ottoman di bawah pimpinan Sultan Mehmed II menaklukkan Konstantinopel (nama lama Istanbul). Setelah penaklukan, Sultan Mehmed II mengubahnya menjadi masjid agung dan menambahkan menara-menara, yang kini dikenal sebagai Hagia Sophia Mosque.
Simbol Perubahan
Kubah Hagia Sophia adalah salah satu pencapaian arsitektur terhebat di masanya. Dengan diameter 31 meter dan ketinggian 55 meter, kubah ini seolah melayang di atas langit-langit berkat 40 jendela yang mengelilingi dasarnya. Desain ini memungkinkan cahaya alami masuk dan menciptakan ilusi seolah kubah tidak memiliki penyangga. Setelah menjadi masjid, ornamen dan mozaik Kristen di dalamnya ditutupi, dan tulisan kaligrafi Islam raksasa ditambahkan, menciptakan perpaduan unik antara dua seni rupa yang berbeda.
Kolom Ajaib

Salah satu kolom di dalam Hagia Sophia dikenal sebagai "Kolom Menangis" atau "Kolom Saint Gregory". Kolom ini memiliki lubang kecil yang, menurut legenda, dapat menyembuhkan penyakit jika Anda memasukkan ibu jari ke dalamnya dan memutarnya 360 derajat. Kolom ini selalu terasa lembap, yang dipercaya sebagai air suci. Banyak pengunjung dari seluruh dunia berbaris untuk mencoba ritual ini, berharap mendapatkan kesembuhan.
Keunikan Desain: Gabungan Arsitektur TImur dan Barat
Hagia Sophia memadukan unsur-unsur arsitektur Romawi, Bizantium, dan Ottoman dengan sangat harmonis. Dinding marmer yang megah, pilar-pilar raksasa, dan mozaik-mozaik berkilauan adalah warisan Bizantium, sementara mihrab, minbar, dan menara-menara tinggi adalah tambahan dari arsitektur Ottoman. Perpaduan ini menjadikan Hagia Sophia sebuah mahakarya yang tidak tertandingi di dunia.
Transformasi Status: Dari Museum Menjadi Masjid Lagi
Pada tahun 1934, Mustafa Kemal Atatürk, pendiri Republik Turkey, mengubah Hagia Sophia menjadi museum sebagai simbol sekularisme dan toleransi. Selama periode ini, mozaik-mozaik Kristen yang sebelumnya ditutupi dibuka kembali dan bisa dilihat oleh publik. Namun, pada Juli 2020, Hagia Sophia kembali diubah fungsinya menjadi Hagia Sophia Grand Mosque oleh pemerintah Turki, dan dibuka kembali untuk salat Jumat.
Mozaik Bersejarah yang Masih Tersembunyi
Meskipun banyak mozaik Kristen yang telah ditemukan dan dipamerkan, masih ada beberapa yang belum sepenuhnya dieksplorasi. Salah satu mozaik paling terkenal, mozaik Deësis, menggambarkan Yesus Kristus, Bunda Maria, dan Yohanes Pembaptis. Mozaik ini ditutupi dengan kain saat jam salat untuk menghormati tradisi Islam, dan kembali dibuka untuk pengunjung di luar waktu salat.
Nama Asli dan Artinya
Nama Hagia Sophia berasal dari bahasa Yunani, yang berarti "Kebijaksanaan Suci" (Holy Wisdom). Nama ini merujuk pada salah satu sifat Tuhan dalam teologi Kristen Ortodoks. Meskipun fungsinya telah berubah berkali-kali, nama "Hagia Sophia" tetap abadi dan menjadi identitas bangunan ini hingga sekarang.
Hagia Sophia adalah monumen yang menceritakan banyak hal tentang sejarah, seni, dan peradaban. Dengan fakta-fakta unik ini, Masjid Hagia Sophia tidak hanya menjadi tempat ibadah atau objek wisata, tetapi juga sebuah pelajaran hidup tentang bagaimana sejarah dan budaya bisa berinteraksi, beradaptasi, dan terus hidup.