Kereta Cepat Jepang vs China: Dari Kecepatan Hingga Kenyamanan Penumpang

Bagi sebagian besar orang, kereta cepat kerap identik dengan negara Jepang. Sejak meluncurkan kereta cepat mereka yang bernama Shinkansen pertama kali pada tahun 1964, Jepang dikenal sebagai pelopor dalam dunia perkeretaapian modern.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, posisi Jepang mulai mendapat tantangan serius dari China. Negeri Tirai Bambu tersebut secara agresif mulai mengembangkan jaringan kereta cepat mereka yang kini diklaim sebagai yang terbesar di dunia.

Persaingan antara Jepang dan China ini bukan hanya soal kecepatan, tetapi juga mencakup kenyamanan, teknologi, efisiensi, hingga pengalaman penumpang. Seperti apa perbandingannya? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Sejarah dan Perkembangannya

Jepang dikenal sebagai pelopor kereta cepat modern di dunia. Pada 1 Oktober 1964, bertepatan dengan Olimpiade Tokyo, Jepang meluncurkan kereta cepat pertamanya yang dinamakan Shinkansen. Generasi pertama Shinkansen ini melayani rute Tokyo–Osaka melalui jalur Tokaido Shinkansen sejauh 515 kilometer.

Dengan kecepatan awal mencapai 210 km/jam, Shinkansen saat itu menjadi simbol kemajuan teknologi dan efisiensi transportasi Jepang pasca perang. Sejak peluncuran perdananya, jaringan Shinkansen terus diperluas ke berbagai wilayah, seperti Sanyo, Tohoku, Hokuriku, dan lainnya, menjangkau hampir seluruh penjuru negeri.

Di sisi lain, China memang memulai pengembangan kereta cepatnya jauh lebih belakangan dibanding Jepang, namun pertumbuhannya sangatlah pesat. Kereta cepat pertama China, yang dikenal dengan nama CRH (China Railway High-speed), mulai beroperasi pada tahun 2008 dan melayani rute Beijing–Tianjin dan terus berkembang hingga sekarang.

Hingga tahun 2024, China diketahui telah jauh melampaui Jepang dengan memiliki jaringan kereta cepat terpanjang di dunia, mencapai lebih dari 45.000 kilometer.

Maka dapat disimpulkan bahwa Jepang unggul dalam kedalaman dan konsistensi kualitas, sedangkan China unggul dalam skala, kecepatan ekspansi, dan inovasi massal.

Kecepatan dan Performa

Dari segi kecepatan dan performa, baik Jepang maupun China sama-sama mencatatkan pencapaian yang mengesankan, meski dengan pendekatan yang berbeda.

Jepang mengoperasikan Shinkansen dengan kecepatan operasional maksimum sekitar 320 km/jam, seperti pada kereta Hayabusa yang melayani rute Tohoku Shinkansen, menghubungkan Tokyo dengan Prefektur Aomori. Fokus utama Jepang bukan semata-mata kecepatan tinggi, tetapi juga konsistensi, keamanan, dan ketepatan waktu yang sangat tinggi.

Di sisi lain, China mengadopsi pendekatan yang lebih ambisius, baik dalam hal kecepatan maksimum maupun jangkauan jaringan. Kereta cepat generasi terbaru mereka, seperti Fuxing Hao, mampu melaju hingga 350 km/jam, menjadikannya salah satu kereta tercepat yang beroperasi secara komersial di dunia.

Tak hanya itu, China juga aktif mengembangkan teknologi Maglev (magnetic levitation), yang dalam uji coba mampu mencapai kecepatan lebih dari 600 km/jam. Saat ini, kereta Maglev di China yang melayani rute Bandara Pudong Shanghai beroperasi dengan kecepatan hingga 431 km/jam.

Secara umum, Jepang unggul dalam stabilitas dan keandalan jangka panjang, sementara China memimpin dalam hal kecepatan maksimum dan skala operasional. 

Panjang Rute

Dalam hal panjang rute, China jauh mengungguli Jepang dengan jaringan kereta cepat terbesar di dunia. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, hingga tahun 2024, total panjang jalur kereta cepat di China telah mencapai lebih dari 45.000 km, mencakup berbagai wilayah dari kota-kota besar seperti Beijing, Shanghai, Guangzhou, hingga daerah-daerah terpencil.

Tentu saja jaringan kereta cepat ini akan terus diperluas dengan target ambisius yang sejalan dengan strategi nasional mereka untuk meningkatkan konektivitas dan efisiensi logistik.

Sebaliknya, meskipun Jepang merupakan pelopor kereta cepat, total panjang jaringan Shinkansen masih jauh lebih kecil dibanding China. Hingga kini, panjang jalur Shinkansen Jepang tercatat sekitar 3.000 km.

Jaringan Shinkansen memang lebih terbatas dari segi cakupan wilayah, namun terkenal akan ketepatan waktu, keselamatan, dan kualitas layanan yang sangat tinggi. 

Fasilitas yang Ditawarkan

Dari segi fasilitas, kereta cepat Jepang dan China sama-sama menawarkan kenyamanan tinggi, meski dengan ciri khas yang berbeda. 

Shinkansen Jepang dikenal sangat memperhatikan detail, mulai dari kursi yang luas dan ergonomis, ruang kaki yang lapang, hingga kebersihan kabin yang selalu terjaga. Penumpang juga bisa menikmati layanan seperti Wi-Fi di beberapa rute, ruang khusus bagi lansia dan penyandang disabilitas, serta sistem pengumuman yang jelas dan tepat waktu dalam beberapa bahasa sekaligus.

Sementara itu, kereta cepat China menawarkan fasilitas yang modern dan terus berkembang seiring ekspansi jaringan mereka. Kereta seperti Fuxing Hao dilengkapi dengan Wi-Fi gratis, sistem hiburan digital, kursi yang nyaman, serta ruang bagasi yang lebih luas. China juga menyediakan berbagai kelas layanan, mulai dari kelas ekonomi hingga kelas bisnis, dengan fasilitas tambahan seperti makanan dan minuman gratis.

Secara keseluruhan, Jepang lebih menonjol dengan fokus pada detail dan suasana tenang, sementara China mengedepankan fasilitas modern serta pilihan layanan yang beragam sesuai kebutuhan penumpang.

Biaya dan Harga Tiket

Harga tiket Shinkansen Jepang dikenal cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan China, mencerminkan kualitas layanan yang sangat baik, ketepatan waktu, serta standar keselamatan yang tinggi.

Misalnya, perjalanan dari Tokyo ke Osaka menggunakan Shinkansen bisa menghabiskan biaya sekitar ¥14.000 hingga ¥15.000 (sekitar Rp1,5–Rp1,8 juta) untuk sekali jalan, bahkan bisa lebih mahal lagi tergantung pada kelas dan jenis kereta yang dipilih. Meskipun mahal, banyak penumpang menganggap harga ini sepadan dengan kenyamanan dan efisiensi waktu yang didapatkan.

Di sisi lain, China menawarkan harga tiket kereta cepat yang lebih terjangkau, terutama untuk perjalanan jarak jauh yang mencakup ribuan kilometer. Harga tiket kereta cepat biasanya lebih murah dan bervariasi tergantung kelas kereta dan rute.

Contohnya, tiket kelas dua untuk kereta cepat dari Beijing ke Shanghai biasanya berkisar sekitar CN¥ 550 (sekitar Rp1,1 juta), sementara tiket kereta biasa dengan tempat tidur (soft sleeper) untuk rute yang sama harganya sekitar CN¥ 500 (sekitar Rp1,2 juta).

Tarif yang lebih rendah tersebut juga didukung oleh subsidi pemerintah dan skala jaringan yang besar, sehingga kereta cepat menjadi pilihan transportasi populer bagi masyarakat luas di China.

Keunggulan dalam Ketepatan Waktu

Sudah bukan rahasia lagi bahwa salah satu keunggulan utama Shinkansen Jepang adalah ketepatan waktunya yang luar biasa. Shinkansen dikenal di seluruh dunia karena jadwalnya yang sangat akurat, dengan rata-rata keterlambatan tahunan yang hanya dalam hitungan detik, bahkan seringkali kurang dari satu menit.

Sistem ini didukung oleh manajemen operasional yang ketat, pemeliharaan rutin, serta budaya kerja yang sangat disiplin. Bahkan jika terjadi gangguan, operator Shinkansen di Jepang biasanya mampu mengembalikan jadwal dengan cepat tanpa mengorbankan keselamatan atau kenyamanan penumpang.

Sementara itu, kereta cepat di China juga memiliki tingkat ketepatan waktu yang tinggi, terutama mengingat skala jaringan dan jumlah penumpang yang jauh lebih besar. Meskipun tidak sepresisi Jepang dalam hitungan detik, sistem kereta cepat China tetap menunjukkan kinerja yang sangat baik dalam menjaga jadwal keberangkatan dan kedatangan.

Maka, dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kereta cepat Jepang dan China sama-sama unggul, namun dengan pendekatan yang berbeda.

Jepang lebih menekankan pada presisi, keselamatan, dan kualitas layanan, sementara China unggul dalam kecepatan, luasnya jaringan, dan inovasi teknologi berskala besar.

Keduanya menjadi acuan dunia dalam pengembangan transportasi modern, menunjukkan bahwa keberhasilan dapat dicapai baik melalui kedalaman kualitas maupun melalui ekspansi dan efisiensi teknologi.

Related Articles

Pemandangan Bunga Sakura Selain di Jepang: Destinasi Menakjubkan yang Wajib Dikunjungi

Pemandangan Bunga Sakura Selain di Jepang: Destinasi Menakjubkan yang Wajib Dikunjungi

Aplikasi Terblokir Saat di China? Ini Penggantinya yang Wajib Kamu Tahu

Aplikasi Terblokir Saat di China? Ini Penggantinya yang Wajib Kamu Tahu

Pembayaran di China Pakai Apa? Ini Metode yang Paling Umum Digunakan!

Pembayaran di China Pakai Apa? Ini Metode yang Paling Umum Digunakan!

Article Summary