Visa Schengen adalah sebuah visa yang berlaku di 29 negara yang ada di Eropa dan termasuk ke dalam wilayah Schengen. Visa ini memberi kebebasan kepada para wisatawan untuk mengunjungi 29 negara tersebut hanya dengan menggunakan satu visa.
Sangking booming Visa Schengen ini, negara-negara di luar Eropa pun mulai terinspirasi untuk meluncurkan jenis visa serupa. Diketahui, negara-negara di Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika Selatan sedang menjajaki penerapan visa multi-country seperti Visa Schengen ini.
Timur Tengah
Negara-negara di Timur Tengah, yakni Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab dikabarkan akan meluncurkan sistem visa baru mereka yang disebut sebagai visa GCC Grand Tours.
Nama ini diambil dari Gulf Cooperation Council (GCC) atau Dewan Kerja Sama untuk Negara Arab di Kawasan Teluk, yaitu sebuah organisasi politik, ekonomi, sosial, dan regional yang meliputi negara-negara Arab di atas.
Visa ini nantinya memungkinkan wisatawan untuk tinggal dan menjelajahi seluruh negara anggota GCC hingga 30 hari tanpa memerlukan visa terpisah untuk setiap negara. GCC Grand Tours diharapkan dapat beroperasi pada akhir tahun 2024 nanti.
Afrika Selatan
Afrika Selatan juga berencana untuk segera memperluas program Univisa yang sudah ada sebelumnya ke visa gaya Schengen dengan cakupan yang lebih luas. Saat ini, Univisa mencakup negara Zambia dan Zimbabwe, tetapi ada rencana untuk memperluasnya hingga mencakup Angola, Botswana, Namibia, Zambia, dan Zimbabwe.
Selain itu, visa ini juga akan memberikan akses yang lebih mudah ke kawasan konservasi Kavango–Zambezi Transfrontier Conservation Area. Diharapkan, Univisa versi terbaru ini dapat turut mempromosikan pariwisata di negara-negara yang terkenal akan kekayaan satwa liar dan alamnya yang menakjubkan.
Asia Tenggara
Di Asia Tenggara sendiri, ada proposal yang mengusung penggunaan visa multi-country di wilayah ASEAN. Diprakarsai oleh Thailand, visa ini nantinya memungkinkan wisatawan untuk bepergian dengan bebas ke Thailand, Kamboja, Malaysia, Myanmar, Vietnam, dan Laos hanya dengan menggunakan satu visa.
Proposal visa ini bertujuan untuk menarik wisatawan jarak jauh dan memperpanjang masa tinggal mereka dengan menggunakan beragam budaya serta atraksi alam di Asia Tenggara.
Berbagai inovasi visa baru ini mencerminkan tren yang mulai berkembang untuk memudahkan prosedur perjalanan, menarik lebih banyak wisatawan, serta mendorong pembangunan ekonomi regional.
Dengan adanya visa multi-country baru ini juga, diharapkan dapat mengubah perjalanan internasional secara signifikan, menawarkan kenyamanan yang lebih besar, dan meningkatkan pengalaman pariwisata di pusat-pusat pariwisata yang sedang berkembang ini.